Figures - uploaded by Luqman HidayatAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Luqman HidayatContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 144 Open Access Journal ASSISTIVE TECHNOLOGY PADA APLIKASI ANDROID UNTUK TUNANETRA Luqman Hidayat Universitas PGRI Yogyakarta Email luqman ABSTRAK Isu kesetaraan hak bagi semua orang menjadi isu yang sangat dinamis, karena hak asasi dan kesetaraan menjadi identitas suatu kemajuan peradaban. Isu ini juga menjadi suatu kebanggaan bagi setiap negara. Negara yang maju adalah negara yang mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan masyarakatnya. Teknologi smartphone/seluler yang dilengkapi feature aksesibilitas talkback hadir untuk membantu penggguna dengan hambatan penglihatan. Keberhasilan proses pemanfaatan smartphone untuk tunanetra sangat bergantung pada software developer yang dikembangkan untuk tnanetra. Aplikasi smartphone selalu berkembang dari masa ke masa untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Melalui aplikasi yang aksesibel bagi tunanetra, mereka dapat memiliki sikap percaya diri dan mandiri, sehingga dapat membantu dirinya sendiri menjadi pribadi yang lebih berpotensi dan berdaya saing. berpotensi dalam pendidikan, masyarakat dan mampu mengembangkan diri menjadi orang yang lebih berkompeten. Kata kunci Aplikasi Smartphone, Tunanetra, aksesibilitas PENDAHULUAN Era digital sekarang ini sangat menuntut individu bergerak cepat dalam menggunakan teknologi terkini. Melek teknologi dapat diartikan sebagi upaya manusia dalam mengikuti dan memanfaatkan perkembangan teknologi. Penyebaran melek teknologi di Indonesia juga tidak merata, hanya berpusat pada kota besar. Bahkan pada wilayah Indonesia bagian Timur masih sangat jauh tertinggal daripada daerah lain. Angka melek teknologi juga berpengaruh pada pembangunan suatu wilayah, mulai dari sector ekonomi, Pendidikan, infrastruktur, dll. Dalam domain teknologi, persebaran perangkat dan persebaran jaringan internet sangat berkaitan erat. Seiring kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat selalu dimanjakan dengan teknologi. Kemudahan demi kemudahan sangat dirasakan setelah lahirnya teknologi. Kemajuan teknologi membawa banyak dampak positif bagi masyarakat, termasuk pada masyarakat tunanetra. Telepon pintar atau smartphone telah menjadi bagian yang tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari. Sulit menjalani hari tanpa menggunakan ponsel pintar. Desain dan kecanggihan smartphone mulai dari keypad hingga teknologi layar sentuh sudah mereka rasakan. Perkembangan teknologi ponsel pintar sangat penting bagi individu tunanetra. Teknologi diciptakan untuk mempermudah semua orang dalam melakukan beberapa aktivitas. Teknologi juga dapat dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas dari berbagai jenis ketunaan tanpa terkecuali, termasuk penyandang 145 Open Access Journal tunanetra. Menurut Hallahan,dkk 2009 380 Tunanetra adalah seseorang yang memiliki ketajaman visual 20/200 atau kurang pada mata/penglihatan yang lebih baik setelah dilakukan koreksi misalnya kacamata atau memiliki bidang penglihatan begitu sempit dengan diameter terlebar memiliki jarak sudut pandang tidak lebih dari 20 derajat. Seorang penyandang tunanetra yang berada di lingkungan akan mengalami beberapa hambatan dan perasaan yang berbeda dengan orang awas. Menurut Sari Rudiyati 2002 34-38 karakteristik anak tunanetra yaitu 1 rasa curiga terhadap orang lain; 2 perasaan mudah tersinggung; 3 verbalisme; 4 perasaan rendah diri; 5 adatan; 6 suka berfantasi; 7 berpikir kritis; dan 8 pemberani. Seorang tunanetra yang mengalami hambatan penglihatan akan lebih banyak memperoleh informasi melalui bahasa verbal atau melalui auditori atau dengan kata lain pengalaman belajar visual yang hilang pada tunanetra harus dikonversi dengan pengalaman belajar auditori / berbasis audio. Era sebelumnya, penyandang tunanetra sangat bergantung pada bantuan orang lain. Namun kini dengan pemanfaatan teknologi penyandang tunanetra mampu mandiri dalam orientasi, mobilitas, dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti orang lain pada umumnya. Pengintegrasian Assistive Technology dengan teknologi ponsel pintar akan membantu penyandang tunanetra dalam memperoleh informasi dan dapat mengambil keputusan dalam waktu singkat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih optimal. PEMBAHASAN Pemanfaatan teknologi selular/smartphone untuk tunanetra membutuhkan perangkat penunjang diantaranya terdiri dari hardware dan software. Keduanya saling berintegrasi dan membuat system kerja pada sebuah smartphone. Dukungan software dan hardware tersebut antara lain 1. Dukungan Perangkat Keras / Smartphone OS Android dan Talkback Screen Reader. Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Android merupakan platform mobile pertama yang lengkap, terbuka dan bebas. Android versi memiliki fitur talkback ditambahkan untuk meningkatkan aksesibilitas untuk pengguna tunanetra Paramitha, dkk, 2014. Aplikasi ini adalah suatu proyek "bebas mata" untuk memfasilitasi tunanetra. Aplikasi ini adalah pembaca layar sistem terbuka / opensource yang memiliki umpan balik / output berupa suara lisan, dan getaran yang dapat dikontrol dengan berbagai arah navigasi Anam & Arif, 2014. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah memungkinkan tunanetra mengoperasikan smartphone layar sentuh maupun tablet dengan mudah. Android sendiri telah mengembangkan feature talkback yaitu aplikasi pembaca layar yang memberikan umpan balik yang diucapkan vocalizer saat melakukan navigasi dengan sapuan jari 146 Open Access Journal pada device Android. Teknologi yang dikembangkan saat ini semakin membuka akses bagi siapa saja tanpa terkecuali. Melalui perangkat smartphone dan feature screen reader dapat menjembatani hilangnya fungsi visual tunanetra dengan diganti dengan pemanfaatan indera pendengaran / audio. Fungsi talkback dapat lebih optimal apabila ditambahkan dengan Google TTS/Text To Speech yang mempunyai beberapa feature bahasa sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penambahan vocalizer dengan aksen negara tertentu juga dapat memberi kenyamanan pada pengguna, misalnya vocalizer Damayanti adalah contoh suara wanita menggunakan Bahasa dan aksen Indinesia. Pengguna dengan hambatan penglihatan dapat berinteraksi dengan perangkat Android mereka dengan menggunakan pembaca layar, yang merupakan synthesizer ucapan yang membaca teks dengan suara keras saat pengguna bergerak di sekitar layar Jessica, 2016. Penggunaan Talkback atau screen reader pada piranti seluler bagi pengguna tunanetra dapat mempermudah dalam mencari semua informasi. 2. Aplikasi / Software Android berbasis Assistive Technology yang aksesible untuk tunanetra a. Tap-Tap See aplikasi untuk orientasi lingkungan. TapTapSee dirancang untuk membantu tunanetra dalam mengenali objek yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan aplikasi ini sangat mudah, cukup sentuh dua kali layar untuk mengambil foto apapun, di mana saja, dan kemudian aplikasi mengucapkan identifikasi kembali melalui suara. TapTapSee membantu tunanetra menjadi lebih mandiri dalam kegiatan sehari-hari. TapTapSee telah sukses besar dengan pengguna mengambil ribuan gambar per hari. Cara kerjanya sangat sederhana, tunanetra cukup mengaktifkan TapTapSee, lalu meletakkan obyek yang ingin diidentifikasi di hadapan kamera. Jarak antara obyek yang akan difoto jangan terlalu dekat, kira-kira 30 sampai 50 cm. Setelah itu, ketuk dua kali layar smartphone, maka TapTapSee akan melakukan proses identifikasi terhadap obyek yang ada di hadapan kamera. Setelah proses identifikasi berhasil, maka smartphone akan menginformasikan obyek terpotret. Misalnya, pada ilustrasi nampak gambar 1 ada buku di atas laptop. Aplikasi TapTapSee juga dapat mengidentifikasi warna pakaian, sehingga tunanetra bisa memakainya untuk memilih pasangan baju celana yang serasi, atau mengetahui warna pakaian apa yang dikenakan lawan bicaranya. Perhatikan gambar 2 wanita mengenakan atasan lengan panjang berwarna biru dan celana merah sambil memegang koper. 147 Open Access Journal Gambar 1 Ilustrasi penggunaan TapTapSee b. Eye-D Eye-D merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk membantu tunanetra dalam mengetahui lokasi terkini. Teknologi ini memanfaatkan GPS dan koneksi internet pada perangkat android untuk menentukan lokasi. Aplikasi ini mempunyai beberapa fitur antara lain 1 selfie camera, untuk membantu mengarahkan tunanetra dalam mengambil gambar sesuai arahan aplikasi; 2 Where Am I, mengetahui lokasi saat ini; 3 Around Me, menginformasikan dan mengarahkan tunanetra ke titik ATM, terminal bus, bank, bioskop, pusat makanan, rumah sakit, dan toko terdekat; 4 See Object in Image, melihat objek dari foto kamera yang dibidik; 5 Read Text In Image, untuk membaca teks dalam gambar yang diambil melalui kamera foto. Aplikasi ini fokus dikembangkan untuk membantu tunanetra dalam orientasi lokasi. Gambar 2 Ilustrasi penggunaan Eye-D sumber c. Mas Jawa T-Netra Money Android Scanner Aplikasi ini merupakan kombinasi teknologi pengolahan citra dan mobile computing. Aplikasi ini dapat membantu tunanetra dalam mendetekasi atau menentukan nilai intrinsik nominal mata uang rupiah. Aplikasi ini dapat berjalan pada kondisi offline. Mas Jawa T-Netra ini sangat akurat dalam mendeteksi nilai nominal suatu uang. Melalui 148 Open Access Journal aplikasi ini diharapkan dapat menciptakan kemandirian proses tukar menukar dalam kegiatan ekonomi penyandang tunanetra. Gambar 3. Identifikasi nilai mata uang dengan aplikasi Mas Jawa T-Netra d. Google Goggles Google Goggles adalah aplikasi pengenalan gambar yang dikembangkan oleh Google Inc. Aplikasi ini dapat mengubah teks gambar menjadi teks dokumen yang kita ambil melalui kamera. Setelah teks gambar dikonversi menjadi teks dokumen, kemudian teks kemudian dibacakan oleh Google TTS melalui talkback. Gambar 4. Proses konversi image menjadi text Google Goggles Smartphone dikembangkan untuk membuat hidup lebih mudah dengan membuka banyak jalan baru melalui perangkat lunak dan penggunaan intuitif. Namun, situasinya berbeda untuk sebagian populasi yang mengalami 149 Open Access Journal ketunanetraan di negara berkembang seperti Indonesia. Desain aplikasi smartphone harus di desain secara khusus untuk memenuhi kebutuhan unik dari penyandang tunanetra, sehingga tercipta teknologi adaptif untuk difable atau teknologi yang ramah difable. Perangkat yang digunakan sama seperti pada umumnya, namun hanya perlu mengaktifkan fitur bawaan/standar smartphone dan penambahan aplikasi yang aksesible bagi tunanetra. Teknologi smartphone/seluler yang dihadirkan di dalam kelas dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu aktivitas pembelajaran. Smartphone juga dapat berperan sebagai media pembelajaran dan menjadi mobile learning atau pembelajaran berbasis mobile seluler. Aksesibilitas android yang dimodifikasi dapat diformulasikan untuk kemudahan penggunaan smartphone untuk penyandang tunanetra. Smartphone mampu mengenali abjad, angka dan suara untuk membantu penyandang tunanetra Sonal, dkk 2014. Smartphone merupakan suatu media pembelajaran. Tujuan utama dari media pembelajaran adalah dapat membantu 1 mempermudah proses pembelajaran di kelas; 2 meningkatkan efisiensi proses pembelajaran; 3 menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar; dan 4 membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran Sudiana & Rivai, 19912. Pembelajaran menggunakan smartphone/seluler menjadikan peserta didik lebih profesional dengan kesempatan yang unik untuk mengakses informasi secara instan tanpa hambatan. Hyun et. Al, 2016 menggambarkan alur komunikasi antara pengguna, perangkat, dan assistive technology seperti dibawah ini Gambar 5. Interaksi Assistive Technology Hyun et. Al, 2016 Teknologi bantu yang disematkan dalam smartphone/seluler dapat membantu meningkatkan kualitas hidup orang dengan hambatan penglihatan Hyun et. Al, 2016. Penyandang tunanetra berinteraksi dengan lingkungan dimulai dengan persepsi lingkungan, penyandang tunanetra memberikan aksi pada Assistive Technology yang disematkan pada device/smartphone yang terintegrasi dalam sebuah aplikasi, kemudian pengguna, Assistive Technology, dan perangkat smartphone saling bekerja dan berkomunikasi dengan lingkungan, sehingga dapat memberikan petunjuk/informasi kepada pengguna sehingga pengguna dapat melakukan tindakan. Pola integrasi tersebut dapat membantu dalam 150 Open Access Journal aktivitas keseharian tunanetra dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain penggunaan Assistive Technology untuk tunanetra dalam interaksi dengan lingkungan, teknologi ini juga dapat dipakai dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis selular kepada peserta didik yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan konten bahan ajar agar sesuai dengan gaya dan kecepatan belajar mereka Rossing et. al, 2012. Miller 2012 menemukan bahwa kemampuan perangkat selular mendorong pembelajaran dan keterlibatan yang lebih aktif, terbukti dalam laporan peserta didik tentang menggunakan perangkat seluler mereka untuk mengakses konten pembelajaran dan menggunakan “aplikasi” untuk mendukung pembelajaran mereka. Khususnya, perangkat seluler ini memainkan peran penting dalam kreasi peserta didik dan kegunaan dalam bahan belajar. Pembelajaran menggunakan selular memungkinkan terjadinya pembiasaan pembelajaran kapan saja dan dimana saja, karena sekarang manusia mempunyai kecenderungan tidak bisa terlepas dari gadget/smartphone. Sebagaimana dinyatakan oleh Schuler 2009, penggunaan perangkat seluler memfasilitasi pembelajaran “di mana saja,kapan saja”. Penggunaan perangkat seluler atau smartphone harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pengguna dari segala keterbatasannya. Tunanetra mengandalkan indera lain untuk menggantikan indera penglihatan dalam menyerap informasi. Indera pendengaran dan perabaan merupakan saluran penerima informasi yang paling efisien sesudah indera penglihatan. Oleh karena itu, teknik alternative yang digunakan untuk tunanetra pada umumnya memanfaatkan indera pendengaran dan/atau perabaan Tarsidi, 2005. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan aksesibilitas dalam aplikasi android dalam teknologi informasi dan komunikasi pada perangkat Smartphone untuk untuk penyandang tunanetra, dan dengan diterapkannya teknologi tersebut untuk tunanetra maka akan diperoleh manfaat antara lain 1 kecakapan dan melek teknologi tunanetra semakin baik; 2 kepercayaan diri secara psikologis meski mereka mengalami keterbatasan fisik/penglihatan; 3 lebih terampil dan mandiri dalam kegiatan perekonominan tukar-menukar uang/jasa; 4 membantu orientasi lokasi dalam kehidupan keseharian tunanetra; dan 5 membantu tunanetra dalam proses kegiatan belajar. 151 Open Access Journal DAFTAR PUSTAKA Anam, A., Arif, R. 2014. Usability Issues of Smart Phone Applications For Visually Challenged People. World Academy of Science, Engineering and Technology. International Journal of Industrial and Manufacturing Engineering, Vol8, No5 Anna, S., Ahmad, R. 1990. Media Pengajaran Penggunaan Dan Pembuatannya. Bandung CV. Sinar Baru. AnonyMouse. 2017. TapTapSee - Blind & Visually Impaired Camera. Diakses 21 Mei 2018. Chen-Fu Liao. 2014. Development of a Navigation System Using Smartphone and Bluetooth Technologies to Help th e Visually Impaire Navigate Work Zones Safely. University of Minnesota. Eko 2014. Https// Cyberlife/D2557785/Keren-Aplikasi-Ini-Bantu-Tunanetra-Melihat. diakses 21 Mei 2018 Eye-D. 2018. Avaible at diakses 21 Mei 2018. Google Goggles. 2014. Avaible at diakses 21 Mei 2018. Hyun, Jaehyun, P., Joohwan, P. 2016. The interaction experiences of visually impaired people with assistive technology A case study of smartphones. International Journal of Industrial Ergonomics. Vol. 55, p22-33. Jessica, T. 2016. Membuat Aplikasi Android Yang Mudah Diakses Assistive Technologies. diakses 28 Mei 2018 Mas Jawa T-Netra. 2017. Avaible at diakses 21 Mei 2018 Morley, S., Petrie, H., O’Nell, & Mcnally, P. 1999. Auditory Navigation in Hyperspace Design and Evaluation of a Non-visual Hypermedia System for Blind Users. Behavior & Information Technology, Vol. 18, No. 1, 18-26. Paramitha , Kesiman , Arthana. 2014. Pengembangan “Digital Interactive Storyteller” Berbasis Android Untuk Tunanetra. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika JANAPATI No. 3. Rossing, Miller, W, Cecil, Stamper, 2012. iLearning the future of highereducation? Student’s perceptions on learning with mobile tablets. Journal of Scholarship of Teaching and Learning, 122, 1-26. Shuler, C. 2009. Pockets of potential Using mobile learning technologies to promote children's learning. New York The Joan Ganz Cooney Center at Sesame Workshop. Sonal, Pampattiwar, Chhangani. 2014. Smartphone Accessibility Application For Visually Impaired. International Journal Of Research In Advent Technology, Streeter, Vitello, D., & Wonziewicz, 1985. How to tell people where to go Comparing navigational aids. International Journal of Man Machine Studies, 225, Sudiana, N., Rivai, A. 1991. Media Pengajaran Penggunaan dan Pembuatannya. Bandung CV. Sinar Baru TapTapSee. 2013. Avaible at diakses 21 Mei 2018. 152 Open Access Journal Tarsidi, D. 2005. Komputer dan Ketunanetraan. International Seminar On "Human Aspects Of Computer In Computer-Based Systems" . Departemen Teknik Industri ITB. Undip. 2017. Bantu Tuna Netra Dengan Mas Jawa T-Netra . Diakses 21 Mei 2018. Wilson, J., Walker, B. N., Lindsay, J., Cambias, C., & Dellaert, F. 2007. “SWAN System for Wearable Audio Navigation”. Proceedings of the 11th International Symposium on Wearable Computers, Boston, MA. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this merupakan suatu kesenian yang dilakukan secara lisan dengan alat atau tanpa alat untuk menyampaikan sesuatu yang dapat berupa pesan, informasi ataupun cerita yang menghibur. Storytelling memiliki banyak manfaat dalam perkembangan anak, salah satunya adalah mengembangkan imajinasi anak. “Digital Interactive Storyteller” merupakan aplikasi storytelling dengan menggunakan perangkat Android yang ditujukan untuk pengguna tunanetra. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan rancangan aplikasi “Digital Interactive Storyteller” Berbasis Android untuk Tunanetra. Pengembangan aplikasi “Digital Interactive Storyteller” Berbasis Android untuk Tunanetra menggunakan siklus hidup pengembangan perangkat lunak SDLC Software Development Life Cycle dengan model waterfall atau model air terjun. Fitur utama dalam aplikasi ini adalah audio dongeng interaktif dengan menggunakan perangkat Android. Interaktif yang dimaksudkan adalah pengguna dapat memilih alur dongeng sendiri. Hasil dari penelitian ini yaitu perancangan dan implementasi dari aplikasi “Digital Interactive Storyteller” Berbasis Android untuk Tunanetra yang telah berhasil dilakukan. Perancangan dilakukan dengan menggunakan model fungsional berupa UML Unified Modeling Language. Diimplementasikan dalam bahasa pemrograman Java dengan menggunakan editor Eclipse dan plug-ins ADT Android Development Tools. Seluruh kebutuhan fungsional telah berhasil diimplementasikan sesuai dengan rancangan. Jonathan RossingWillie M. MillerAmanda K. CecilSuzan E. StamperThe growing use of mobile technology on college campuses suggests the future of the classroom, including learning activities, research, and even student-faculty communications, will rely heavily on mobile technology. Since Fall 2010, an interdisciplinary team of faculty from Indiana University – Purdue University Indianapolis IUPUI has experimented with the use of iPads in the classroom. This paper includes the preliminary results of a study on student impressions of mobile technology in the classroom. The paper will report both opportunities and limitations for incorporating mobile technologies in learning ABSTRACT This paper presents the design and evaluation of a hypermedia system for blind users, making use of a non-visual interface, non-speech sounds, three input devices, and a 37-node hypermedia module. The important components of an effective auditory interface are discussed, together with the design of the auditory interface to hypermedia material. The evaluation is described, which was conducted over several weeks, and used a range of complementary objective and subjective measures to assess usability, performance and user preferences. The findings from evaluations with 9 visually impaired student participants are presented. The results from this research can be applied to the design and evaluation of other non-visual hypermedia systems, such as auditory WWW browsers and digital talking computers can certainly support audio-only presentation of information; a visual interface need not be present for effective user interaction. A system for wearable audio navigation SWAN is being developed to serve as a navigation and orientation aid for persons temporarily or permanently visually impaired. SWAN is a wearable computer consisting of audio-only output and tactile input via a handheld interface. SWAN aids a user in safe pedestrian navigation and includes the ability for the user to author new GIS data relevant to their needs of wayfinding, obstacle avoidance, and situational awareness support. Emphasis is placed on representing pertinent data with non-speech sounds through a process of sonification. SWAN relies on a geographic information system GIS infrastructure for supporting geocoding and spatialization of data. Furthermore, SWAN utilizes novel tracking the number of visually impaired people is large and increasing. Many assistive technologies are being developed to help visually impaired people, because they still have difficulty accessing assistive technologies that have been developed from a technology-driven perspective. This study applied a user-centered perspective to get different and hopefully deeper understanding of the interaction experiences. More specifically, this study focused on identifying the unique interaction experiences of visually impaired people when they use a camera application on a smartphone. Twenty participants conducted usability testing using the retrospective think aloud technique. The unique interaction experiences of visually impaired people with the camera application, and relevant implications for designing assistive technologies were analyzed. Relevance to industry The considerations for conducting usability testing and the results of this study are expected to contribute to the design and evaluation of new assistive technologies based on smartphones. Arif RazaIn this era of globalization, adoption of technology is quite difficult for people with physical disabilities compared to people with normal abilities. The advancement in mobile based accessible applications have opened up several different avenues for the visually challenged across the globe. Smartphones applications are not very common for blind people, but they access and use these applications in their daily lives to some extent. Several smartphone applications have a number of usability issues for the visually impaired. In this paper, we evaluate the usability of various android & iPhone applications for blind people through analysis and surveys. This paper aspires to provide guidance in order to increase smartphone application accessibility for the visually impaired. An abstract application design is also proposed to overcome usability issues in smartphone applications for visually challenged A. StreeterDiane VitelloSusan A. WonsiewiczTo compare the effectiveness of navigational aids, drivers attempted to follow routes in unfamiliar environments using either customized route maps, vocal directions, or both. The customized route maps, which included only information relevant to the particular route, were drawn to scale, used colour, included interturn mileages, and showed landmarks. The route to be driven was traced in red. To obtain vocal directions, drivers operated a tape recorder that permitted them to play the next or the previous instruction. Instructions were generated by a set of rules with roughly one set of instructions per turn. Information that was not on the map was not included in the vocal instructions. Drivers who listened to directions drove to destinations in fewer miles, took less time, and showed about 70% fewer errors than the map drivers. The performance of drivers with route maps and voice directions was between that of the map only and voice only Pengajaran Penggunaan Dan PembuatannyaS AnnaR AhmadAnna, S., Ahmad, R. 1990. Media Pengajaran Penggunaan Dan Pembuatannya. Bandung CV. Sinar -Blind & Visually Impaired CameraAnonymouseAnonyMouse. 2017. TapTapSee -Blind & Visually Impaired Camera. Diakses 21 Mei 2018.Development of a Navigation System Using Smartphone and Bluetooth Technologies to Help th e Visually Impaire Navigate Work Zones SafelyChen-Fu LiaoChen-Fu Liao. 2014. Development of a Navigation System Using Smartphone and Bluetooth Technologies to Help th e Visually Impaire Navigate Work Zones Safely. University of Minnesota.Sebelumdimiliki oleh Google, Android sendiri adalah sistem operasi yang dikembangkan oleh perusahaan bernama Android, Inc. yang didirikan di Palo Alto, California pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Pada Juli 2005, Google mengakuisisi Android Inc. setidaknya $ 50 juta Dollar AS.
ArticlePDF AvailableAbstractIn this paper, the development of Android-based Indonesian Text-to-Speech TTS utilizing API Google for English TTS as a data voice has been proposed. Using this approach, a lightweight and mobile Indonesian TTS application can be realized. The utilization of English data voice is carried out by cutting off hyphenate Indonesian words into syllables using Finite State Automata method, then searching for equivalent syllables in English which have similar pronunciation. Using FSA method, this system is able to hyphenate all Indonesian words up to This application has Mean Opinion Score MOS value of understanding the words criteria of and MOS value of smoothness pronunciation criteria of in a scale of 5. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Herman Tolle on Oct 02, 2017 Content may be subject to copyright. JNTETI, Vol. 5, No. 1, Februari 2016 ISSN 2301 – 4156 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... 1Mahasiswa, Program Studi Magister Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Jln. MT Haryono 167 Malang 65145 INDONESIA e-mail 2Dosen, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Jln. Veteran 8 Malang 65145 INDONESIA tlp 0341-577-911 3Dosen, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Jln. MT Haryono 167 Malang 65145 INDONESIA tlp 0341-551430 Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Finite State Automata Berbasis Android Rieke Adriati Herman Tolle2, Onny Setyawati3 Abstract—In this paper, the development of Android-based Indonesian Text-to-Speech TTS utilizing API Google for English TTS as a data voice has been proposed. Using this approach, a lightweight and mobile Indonesian TTS application can be realized. The utilization of English data voice is carried out by cutting off hyphenate Indonesian words into syllables using Finite State Automata method, then searching for equivalent syllables in English which have similar pronunciation. Using FSA method, this system is able to hyphenate all Indonesian words up to This application has Mean Opinion Score MOS value of understanding the words criteria of and MOS value of smoothness pronunciation criteria of in a scale of 5. Intisari—Text-To-Speech Bahasa Indonesia yang telah banyak dikembangkan sebelumnya adalah berbasis komputer dan menggunakan database rekaman suara pribadi berbasis diphone maupun phoneme. Pada paper ini dikemukakan sebuah pengembangan aplikasi TTS Bahasa Indonesia berbasis Android yang dapat digunakan dimana saja mobile dan memanfaatkan API Google untuk TTS dalam Bahasa Inggris sebagai data voice-nya sehingga didapatkan aplikasi yang ringan. Pemanfaatan data voice Bahasa Inggris agar menjadi Bahasa Indonesia dilakukan dengan memenggal kata dalam Bahasa Indonesia menjadi suku kata sesuai dengan pola suku kata yang telah ditentukan menggunakan metode Finite State Automata FSA, kemudian dicari padanan katanya dalam Bahasa Inggris yang mempunyai pengucapan mirip dengan Bahasa Indonesia. Hasil yang didapatkan yaitu aplikasi TTS Bahasa Indonesia dapat berjalan dengan baik. Metode FSA mampu memenggal kata, baik kata dasar maupun kata berimbuhan, dalam Bahasa Indonesia sebesar serta mempunyai nilai Mean Opinion Score MOS untuk kriteria tingkat pemahaman user terhadap ucapan sebesar dari 5, dan dari 5 untuk kriteria kelancaran pengucapan. Kata Kunci— Android, Bahasa Indonesia, FSA, Suku kata, TTS I. PENDAHULUAN Jumlah penyandang tuna netra di Indonesia pada tahun 2000 mencapai dari jumlah penduduk. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Asia. Sedangkan pada tahun 2010, angka kebutaan di Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia, yaitu nomor dua setelah Ethiopia [1]. Selain tuna netra, ada pula penderita penyakit lemah penglihatan low vision di Indonesia yang jumlahnya mencapai tiga kali lipat dari penderita tuna netra [2]. Banyak teknologi yang telah dikembangkan untuk membantu mereka berkomunikasi dengan orang lain maupun gadget, salah satunya adalah Text-To-Speech TTS Bahasa Indonesia. TTS adalah sistem yang dapat mengubah suatu teks menjadi ucapan secara otomatis dengan cara fonetisasi penyusunan fonem-fonem untuk membentuk ucapan [3]. Dengan teknologi TTS, dimungkinkan sebuah komputer mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia tidak hanya melalui tulisan, namun juga dalam bentuk lisan menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari. TTS Bahasa Indonesia yang banyak dibuat dan dikembangkan saat ini berbasis komputer, yang memiliki beberapa kelemahan antara lain ukuran PC yang relatif besar dan berat, sehingga menjadikan kurang praktis untuk dibawa ke mana saja. Padahal dalam perkembangan teknologi, alat penunjang yang paling banyak digunakan untuk membantu menjalankan atau menyelesaikan pekerjaan manusia saat ini adalah smartphone. Salah satu platform pada smartphone yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah platform Android, dikarenakan fitur-fitur yang tersedia dalam smartphone ini dapat memuaskan kebutuhan para konsumen [4]. TTS Bahasa Indonesia yang banyak dikembangkan saat ini menggunakan database suara dari kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang direkam secara pribadi kemudian diolah untuk dapat menjadi output sebuah sistem. Di lain sisi, tersedianya API Google untuk TTS dalam Bahasa Inggris mampu dikonfigurasi menjadi Bahasa Indonesia, sehingga tidak dibutuhkan proses perekaman suara dari kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Langkah ini dapat mengurangi penggunaan memory dan waktu yang diperlukan untuk membangun sistem TTS. Pemilihan Bahasa Inggris dikarenakan bahasa tersebut telah di-support oleh semua aplikasi TTS yang tersedia Mary TTS dan Ivona TTS. Untuk memudahkan proses konfigurasi Bahasa Inggris menjadi Bahasa Indonesia, diperlukan pemenggalan kata dalam Bahasa Indonesia menjadi suku kata, sehingga konfigurasi dilakukan berdasarkan suku kata. Hal ini juga bertujuan agar suara yang dihasilkan dapat terdengar mirip dengan Bahasa Indonesia. Proses pemenggalan kata menjadi suku kata dilakukan dengan metode Finite State Automata FSA, yaitu metode yang mampu mengenali dan mengolah bahasa dengan membentuk pola-pola suku kata. Metode FSA JNTETI, Vol. 5, No. 1, Februari 2016 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... ISSN 2301 – 4156 menentukan huruf-huruf masukan berdasarkan fonem kata, yang kemudian menjadi dasar sebagai pembentukan pola suku kata dalam Bahasa Indonesia [5]. Beberapa penelitian berkaitan dengan pengembangan aplikasi TTS Bahasa Indonesia antara lain penelitian yang dikembangkan menggunakan metode syllable concatenation atau penyambungan suku kata. Pengembangan TTS ini ditujukan untuk membantu masyarakat yang mempunyai kelainan penglihatan berupa penyakit lemah penglihatan low vision aid dalam hal membaca tulisan di komputer. Pembuatan database suara untuk semua suku kata dalam Bahasa Indonesia dibuat secara manual karena tidak tersedianya kamus KBBI berbentuk digital pada saat itu. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah proses normalisasi kata dapat dilakukan dengan benar. Kemudian proses pemenggalan suku kata juga dapat dilakukan sesuai dengan 11 pola suku kata yang ditentukan. Apabila ditemukan kata yang tidak dapat dipenggal sesuai pola suku katanya, maka digunakan algoritma Brute Force untuk melakukan proses pemenggalan katanya [6]. Penelitian mengenai FSA dilakukan [7] untuk memenggal kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini membandingkan metode Aryanata dengan metode FSA untuk memenggal kata dalam Bahasa Indonesia. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa metode FSA mampu memenggal suku kata pada kata dasar Bahasa Indonesia sebesar dan suku kata pada kata berimbuhan sebesar Hasil ini jauh lebih besar daripada metode Aryanata yaitu sebesar untuk suku kata pada kata dasar dan suku kata pada kata berimbuhan sebesar Aplikasi yang dikembangkan pada paper ini adalah perangkat lunak TTS Bahasa Indonesia berbasis platform Android yang dikembangkan menggunakan metode FSA dan memanfaatkan speech synthesizer dengan data voice Bahasa Inggris sehingga dapat digunakan di mana saja tanpa tergantung pada PC maupun komputer. II. TEXT-TO-SPEECH DAN FINITE STATE AUTOMATA A. Text-To-Speech TTS Secara umum pengertian Text-To-Speech adalah sebuah sistem yang mengubah suatu teks menjadi bentuk ucapan. Menurut beberapa literatur, pengertian TTS adalah sebagai produksi ucapan secara otomatis melalui transkripsi grapheme to phoneme dari sebuah kalimat [8]. Pada prinsipnya, TTS terdiri atas dua sub sistem, yaitu converter teks ke fonem text to phoneme dan converter fonem ke ucapan phoneme to speech. Bagian converter teks ke fonem berfungsi untuk mengubah kalimat masukan dalam suatu bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi rangkaian kode-kode bunyi yang biasanya direpresentasikan dengan kode fonem, durasi, serta pitch-nya. Bagian ini bersifat sangat language dependant. Untuk suatu bahasa baru, bagian ini harus dikembangkan secara lengkap khusus untuk bahasa tersebut. Pada Gbr. 1 dijelaskan input, proses, dan output dari sistem Text-To-Speech secara umum. Gbr. 1 Sistem Text-To-Speech [9]. Bagian converter fonem ke ucapan menerima masukan berupa kode-kode fonem serta pitch dan durasi yang dihasilkan oleh bagian sebelumnya. Berdasarkan kode-kode tersebut, bagian converter fonem ke ucapan menghasilkan bunyi atau sinyal ucapan yang sesuai dengan kalimat yang ingin diucapkan [9]. B. Finite State Automata FSA FSA adalah model matematika yang dapat menerima input dan mengeluarkan output. FSA memiliki state yang berhingga banyaknya dan dapat berpindah dari satu state ke state lainnya berdasar input dan fungsi transisi. FSA tidak memiliki tempat penyimpanan atau memory, hanya bisa mengingat state terkini [10]. Terdapat dua tingkatan FSA yang digunakan pada penelitian ini. Pada tingkatan pertama yang dikenali adalah pola V, K, dan KV. Hasil pengenalan FSA pada suatu tingkatan menjadi masukan bagi FSA tingkatan berikutnya. Dalam Gbr. 2 digambarkan diagram transisi FSA tingkatan pertama. Q0 Q0Q5Q0Q6Q0Q1Q0Q8Q0Q10STARTspasispasiQ0Q2Q0Q3Q0Q4Q0Q7Q0Q9vokalSGBKonsonan selain N,K,S,G,BG,YvokalvokalvokalvokalvokalvokalHY,PRNKvokal khusus G, YRGbr. 2 Diagram transisi FSA tingkatan pertama. JNTETI, Vol. 5, No. 1, Februari 2016 ISSN 2301 – 4156 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... Pada tingkatan kedua FSA dapat mengenali 12 suku kata dengan pola V, VK, KV, VKK, KVK, KKV, KVKK, KKVK, KKKV, KKVKK, KKKVK, dan KVKKK. Dalam Gbr. 3 digambarkan diagram transisi FSA tingkatan kedua. Q0Q0Q3Q0Q2Q0Q4Q0Q1Q0Q5Q0Q6Q0Q9Q0Q10Q0Q7Q0Q8STARTspasiVKKVKKVKVKVspasiKKKQ0Q11KKGbr. 3 Diagram transisi FSA tingkatan kedua. III. PERANCANGAN SISTEM Metodologi yang digunakan dalam pengembangan TTS Bahasa Indonesia ini meliputi studi literatur, pengumpulan data, analisis kebutuhan baik kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak, perancangan sistem, implementasi sistem, pengujian sistem, hasil, dan pengambilan kesimpulan serta diskusi mengenai perbaikan atau saran yang dapat diambil untuk pengembangan aplikasi. Adapun langkah-langkah proses pembuatan TTS Bahasa Indonesia dijelaskan sebagai berikut. 1 Memasukkan teks Teks yang dimasukkan ke dalam kolom yang telah disediakan adalah dalam Bahasa Indonesia. 2 Memeriksa teks yang telah dimasukkan Apabila terdapat angka, satuan mata uang, satuan waktu jam dan tanggal, suhu, satuan berat dan panjang, dan singkatan umum di dalam teks, maka dilakukan proses normalisasi yang berfungsi untuk mengubah semua teks menjadi teks yang secara lengkap memperlihatkan cara pengucapannya agar kemudian dapat dipenggal oleh pemenggal suku kata. 3 Melakukan pemenggalan suku kata menggunakan metode FSA Proses ini berfungi untuk memenggal kata menjadi suku kata yang dikenali oleh dua tahapan mesin FSA sesuai dengan 12 pola suku kata untuk Bahasa Indonesia. Hasil dari proses ini adalah sekumpulan variabel yang berisi semua suku kata yang telah terpenggal. 4 Melakukan translasi suku kata asli ke dalam suku kata suara Bahasa Inggris Proses ini berfungsi untuk mengganti suku kata Bahasa Indonesia menjadi suku kata Bahasa Inggris yang akan dibaca oleh API Google TTS Bahasa Inggris, sehingga user dapat mendengarkan output suara dalam Bahasa Indonesia walaupun data voice yang digunakan adalah Bahasa Inggris. Hasil translasi ini disimpan di dalam database translasi suku kata. 5 Melakukan penggabungan hasil translasi Proses ini berfungsi untuk menggabungkan suku kata hasil translasi yang menjadi produk akhir sebelum dikirim ke API Google TTS. 6 Melakukan konversi atau pembacaan suku kata hasil translasi oleh API Google TTS Hasil dari proses ini adalah suara dalam Bahasa Inggris yang terdengar seperti Bahasa Indonesia sesuai dengan teks yang diberikan pada kolom input. Adapun proses pembuatan TTS Bahasa Indonesia tersebut dapat digambarkan sesuai dengan Gbr. 4 berikut. MulaiInput Teks Bahasa IndonesiaNormalisasi KataPemenggalan Kata Menggunakan Metode FSATranslasi Suku Kata Asli ke Suku Kata Suara Bahasa InggrisPenggabungan Hasil TranslasiKonversi Hasil Translasi ke SuaraOutput Suara Bahasa IndonesiaSelesaiDatabase Translasi Suku KataSaya sekarang berumur 25 tahunSaya sekarang berumur dua puluh lima tahunSa-ya se-ka-rang ber-u-mur du-a pu-luh li-ma ta-hunSah-yah seh-kah-rung behr-oo-moor doo-ah poo-looh lee-mah tah-hoonSahyah sehkahrung behroomoor dooah poolooh leemah tahhoonAPI Google TTS Bahasa InggrisGbr. 4 Proses pembuatan TTS Bahasa Indonesia. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Normalisasi Teks Terhadap setiap teks kalimat yang mengandung angka, satuan mata uang, waktu dan tanggal, suhu, satuan, dan singkatan dilakukan proses normalisasi teks terlebih dahulu. Dalam Tabel I ditunjukkan hasil proses normalisasi yang dilakukan oleh sistem TTS sebelum melakukan proses pemenggalan kata. B. Pengujian Pemenggalan Suku Kata Menggunakan FSA Pengujian dilakukan untuk semua pola suku kata yang telah ditentukan untuk Bahasa Indonesia. Hasil pemenggalan yang JNTETI, Vol. 5, No. 1, Februari 2016 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... ISSN 2301 – 4156 ditampilkan dalam Tabel II adalah hasil akhir dari metode FSA dua tingkat kata yang diujikan diberikan secara acak dan tidak ditampilkan semua di dalam tabel. TABEL I HASIL NORMALISASI TEKS Dua belas ribu lima ratus Dua belas koma lima puluh enam Pukul sembilan belas lewat tiga puluh tujuh menit Tanggal sebelas bulan dua tahun dua ribu sebelas TABEL II HASIL PENGUJIAN PEMENGGALAN DUA TINGKAT Dari 12 pola suku kata yang diujikan pada Tabel II di atas, terdapat delapan pola suku kata yang semua contoh katanya dapat dipenggal dengan benar, yaitu V, VK, KV, KVK, KKV, KVKK, KKVK, dan KVKKK. Sedangkan empat pola suku kata yaitu VKK, KKKV, KKVKK, dan KKKVK belum dapat dipenggal semuanya dengan benar. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti berikut.  Pada FSA tingkat pertama, dilakukan penggabungan untuk huruf „s‟ dan „p‟, sehingga dapat menghasilkan pembacaan yang tidak terpenggal. Hal ini tetap dilakukan pada FSA tingkat kedua, sehingga beberapa kata yang mengandung huruf „s‟ dan „p‟ tidak dapat dipenggal sesuai dengan pola suku katanya seperti pada kata „ekspor‟, „transportasi‟.  Pedoman pemenggalan kata yang berbunyi bahwa “Jika di tengah kata terdapat tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan diantara huruf konsonan pertama dan kedua, contoh in-struk-si, ab-strak-si dan in-stru-men.” belum dapat diaplikasikan ke seluruh kata dalam Bahasa Indonesia, sehingga menghasilkan output penggalan kata yang tidak sesuai dengan pola suku kata untuk Bahasa Indonesia. Adapun metode FSA dua tingkatan yang diterapkan pada penelitian ini dapat memenggal 104 kata dalam Bahasa Indonesia dengan benar sebesar baik untuk kata dasar maupun kata berimbuhan. C. Pengujian Pembacaan Hasil Translasi Menggunakan API Google TTS Bahasa Inggris Pengujian ini melibatkan 35 responden jenis kelamin bebas dan tidak ada batasan usia untuk menilai kualitas suara yang dihasilkan oleh aplikasi TTS Bahasa Indonesia. Jumlah ini dipilih karena dianggap dapat memberikan hasil penelitian yang lebih valid [11]. Beberapa responden yang terlibat dalam penelitian ini merupakan penderita penyakit low vision, sehingga diharapkan penelitian ini dapat tepat guna untuk membantu mereka dalam berkomunikasi baik dengan orang lain maupun dengan gadget. Pengujian dilakukan dengan cara memperdengarkan 20 kata dengan masing-masing kata diulang sebanyak tiga kali kepada responden. Setelah responden selesai melakukan pengujian tersebut, dilanjutkan dengan responden memberikan kriteria penilaian terhadap aplikasi TTS Bahasa Indonesia. Adapun kriteria yang dijadikan penilaian melalui kuesioner tersebut ditampilkan dalam Tabel III dan Tabel IV [12]. TABEL III PENILAIAN TINGKAT PEMAHAMAN USER TERHADAP UCAPAN Ucapan tidak dapat dipahami, perangkaian ucapan tidak jelas Ucapan tidak dapat dipahami, perangkaian ucapan kurang jelas Ucapan dapat dipahami, perangkaian ucapan kurang jelas Ucapan dapat dipahami, perangkaian ucapan jelas Ucapan dapat dipahami, perangkaian ucapan sangat jelas Nilai Mean Opinion Score MOS untuk kriteria tingkat pemahaman user terhadap ucapan adalah sebesar dari 5, atau bernilai cukup. Nilai MOS Mean Opinion Score untuk kriteria kelancaran pengucapan adalah sebesar dari 5 atau bernilai cukup. Sedangkan hasil penulisan kembali suara hasil output sistem TTS yang telah didengarkan ke responden bernilai 71%. Dari 20 kata yang diperdengarkan kepada masing-masing responden, rata-rata terdapat 11 kata yang dapat dituliskan kembali dengan benar. JNTETI, Vol. 5, No. 1, Februari 2016 ISSN 2301 – 4156 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... TABEL IV PENILAIAN KELANCARAN PENGUCAPAN Pengucapan tidak lancar, transisi antar suku kata sangat mengganggu Pengucapan tidak lancar, transisi antar suku kata sedikit mengganggu Pengucapan lancar, transisi antar suku kata sedikit mengganggu Pengucapan lancar, transisi antar suku kata nyaman Pengucapan lancar, transisi antar suku kata sangat nyaman Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa secara garis besar ucapan dari aplikasi TTS Bahasa Indonesia ini dapat dipahami oleh user. Namun ada beberapa kondisi yang mengakibatkan pengucapan sulit dipahami, yaitu sebagai berikut.  Perbedaan vokal antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang menyebabkan aplikasi TTS tidak selalu dapat menyuarakan kata-kata sesuai dengan vokal Bahasa Indonesia, walaupun hasil translasi telah disesuaikan dengan teks input. Sebagai contoh kata „kompor‟ mempunyai hasil translasi „kom‟ dan „poor‟ yang dilafalkan menjadi „kəmpôr‟.  Tidak disuarakan dengan jelas kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang berakhiran huruf „r‟, seperti „ular‟, „kompor‟ atau „besar‟. Kata-kata tersebut cenderung berdengung ketika disuarakan, berbeda dengan Bahasa Indonesia yang sealu melafalkan huruf „r‟ di akhir kata dengan jelas.  Ketika kata-kata dalam teks input mengandung huruf NY + vokal seperti „ternyata‟, „bunyi‟ atau „menyanyi‟, aplikasi TTS tidak dapat menyuarakan seperti suara asli, namun menjadi „ternaiyata‟, „bunai‟ dan „menaiyanai‟.  Pada beberapa kata terdengar adanya perbedaan penempatan antara huruf e pepet dan e taling. Sebagai contoh kata „kesempatan‟ mempunyai pelafalan menggunakan e pepet, namun aplikasi TTS melafalkan menggunakan e taling.  Kesalahan dalam pemenggalan kata mempengaruhi hasil translasi sehingga menghasilkan pelafalan yang tidak sesuai dengan suara asli. D. Pengujian Kualitatif Gelombang Suara Output Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan bentuk gelombang suara yang dihasilkan oleh aplikasi TTS dengan suara asli. Suara dari aplikasi TTS dan suara asli direkam menggunakan perangkat keras yang sama dan dilakukan pada kondisi ruang yang sama. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan perbedaan sinyal yang dihasilkan. Berikut dalam Gbr. 5 hingga Gbr. 8 ditampilkan bentuk gelombang suara asli dan suara hasil aplikasi TTS dari kata “Indonesia”, “Selamat”, “Teknik”, dan “Tujuh” gelombang atas adalah suara asli, gelombang bawah adalah suara hasil aplikasi TTS. Adapun hasil yang didapatkan dari bentuk gelombang suara tersebut ditampilkan dalam Tabel V. Keempat kata tersebut rata-rata mempunyai nilai amplitude dan periode waktu yang sama. Sedangkan dalam hal kesamaan bentuk gelombang, terdapat tiga kata yang mempunyai bentuk gelombang suara hampir mirip antara suara asli dengan suara hasil aplikasi TTS yaitu kata „Indonesia‟, „Selamat‟, dan „Teknik‟. Kemiripan terlihat saat masing-masing suku kata diucapkan. Sedangkan perbedaan bentuk gelombang terjadi saat proses penyambungan suku kata atau transisi antar suku kata. Hal ini mungkin terjadi karena proses penyambungan menyebabkan suara yang dihasilkan kurang terdengar natural. Gbr. 5 Bentuk gelombang suara kata “Indonesia”. Gbr. 6 Bentuk gelombang suara kata “Selamat”. Gbr. 7 Bentuk gelombang suara kata “Teknik”. Gbr. 8 Bentuk gelombang suara kata “Tujuh”. TABEL V HASIL PENGUJIAN BENTUK GELOMBANG SUARA Kesamaan Bentuk Gelombang Suara Pada kata „Tujuh‟ perbedaan terlihat jelas dalam hal besarnya nilai amplitude dan bentuk gelombang suaranya. Hal ini dikarenakan suara pelafalan hasil aplikasi TTS berbeda jauh dari suara aslinya. Bila dilafalkan, kata „Tujuh‟ hasil aplikasi TTS berbunyi „tyu-juw‟, sehingga mempengaruhi bentuk gelombang suara dan nilai amplitude yang dihasilkan. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kata yang dihasilkan oleh aplikasi TTS secara umum mempunyai JNTETI, Vol. 5, No. 1, Februari 2016 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... ISSN 2301 – 4156 kesamaan bentuk gelombang, nilai amplitude, dan periode dengan suara asli. E. Pengujian Database Parse Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data di dalam database Parse dapat diubah melalui aplikasi TTS Bahasa Indonesia. Dalam Gbr. 9 ditampilkan default hasil translasi dari kata „Status‟ saat aplikasi dijalankan, dan dalam Gbr. 10 ditampilkan kondisi awal data hasil translasi yang tersimpan di dalam database. Gbr. 9 Default hasil translasi dari kata „Status‟. Gbr. 10 Tampilan kondisi awal data hasil translasi yang tersimpan di dalam database untuk kata „Status‟. Hasil translasi dari kata „Status‟ yang menunjukkan „sthah‟ dan „thoos‟ dianggap kurang sesuai dengan hasil ucapan dari kata aslinya, sehingga diubah dengan suku kata yang dianggap mendekati suara asli yaitu „staa‟ dan „toos‟. Dalam Gbr. 11 ditampilkan proses perbaikan hasil translasi melalui aplikasi TTS dan dalam Gbr. 12 ditampilkan hasil perubahan data di dalam database Parse. Gbr. 11 Proses perbaikan hasil translasi melalui aplikasi TTS. Gbr. 12 Tampilan perubahan data dalam database setelah dilakukan perbaikan hasil translasi. Hasil pengujian database yang ditunjukkan dalam Gbr. 12 menunjukkan bahwa data di dalam database Parse dapat diubah dengan benar melalui aplikasi TTS Bahasa Indonesia. F. Pengujian Kompatibilitas Terhadap Berbagai Spesifikasi Perangkat Keras dan Level Android Aplikasi TTS Bahasa Indonesia ini dibuat agar dapat berjalan dengan baik pada level Android API 15 Android atau lebih. Pada pengujian ini digunakan kompatibilitas sistem dengan perbedaan perangkat keras dan level Android untuk mengetahui kinerja aplikasi. Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel VI. TABEL VI HASIL PENGUJIAN KOMPATIBILITAS Lenovo S880 Android Andromax U2 Android Xiaomi Redmi 2 Android Tampilan antarmuka sesuai dengan implementasi dan semua menu TTS dapat berjalan dengan baik. Tampilan sesuai rancangan dan semua menu TTS berjalan dengan baik. Tampilan sesuai rancangan dan semua menu TTS berjalan dengan baik. Tampilan sesuai rancangan dan semua menu TTS berjalan dengan baik. Hasil pengujian kompatibilitas tersebut menunjukkan bahwa aplikasi dapat dijalankan dengan baik pada Android versi sesuai dengan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dan versi serta versi yang merupakan versi Android lebih tinggi. V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa proses normalisasi teks dapat dilakukan dengan baik terhadap input teks yang mengandung angka, satuan mata uang, satuan waktu jam dan tanggal, suhu, satuan berat dan panjang, serta singkatan umum. Metode FSA dua tingkat dapat diaplikasikan untuk memenggal kata menjadi suku kata sesuai dengan 12 pola suku kata yang ditentukan untuk Bahasa Indonesia sebesar baik untuk kata dasar maupun kata berimbuhan. Kemudian, data voice Bahasa Inggris dapat dikonfigurasi agar terdengar seperti Bahasa Indonesia dengan nilai MOS untuk kriteria tingkat pemahaman user terhadap JNTETI, Vol. 5, No. 1, Februari 2016 ISSN 2301 – 4156 Rieke Adriati W. Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa ... ucapan adalah sebesar dari 5, dan untuk kriteria kelancaran pengucapan sebesar dari 5. Sedangkan hasil penulisan kembali kata yang telah diperdengarkan kepada user bernilai 71% rata-rata terdapat sebelas kata yang benar dari 20 kata yang diperdengarkan melalui aplikasi TTS. Kata yang dihasilkan oleh aplikasi TTS secara umum mempunyai kualitas yang hampir sama dengan suara asli, dilihat dari nilai amplitudo, periode, dan bentuk gelombangnya. Selain itu, database Parse dapat berjalan dengan baik pada platform Android dan dapat digunakan untuk menyimpan data hasil perubahan yang dilakukan melalui aplikasi TTS Bahasa Indonesia. Aplikasi TTS Bahasa Indonesia ini dapat dijalankan dengan baik pada platform Android dengan versi API atau yang lebih tinggi. Beberapa saran dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut, di antaranya adalah mengembangkan metode FSA yang dapat digunakan untuk memenggal semua kata dengan benar sesuai dengan pola suku kata dan dapat mengenali diftong, sehingga semua kata yang mengandung huruf ai, au, dan oi baik diftong maupun non-diftong dapat dipenggal dengan benar. Selain itu mengubah data voice Bahasa Inggris ke bahasa lain yang lebih mirip pengucapannya dengan Bahasa Indonesia, sehingga ucapan yang dihasilkan aplikasi TTS lebih mudah dipahami oleh pengguna. REFERENSI [1] A. Hendriyana. Angka Kebutaan di Indonesia Tertinggi Kedua Dunia Setelah Ethiopia. 2012, [Online], [2] WHO, Prevention of Blindness and Visual Impairment, 2015, [Online], [3] Arman, Definisi Text-To-Speech, 2008, [Online], [4] T. Wijaya, S. Samuel, A. G. Salman, Speech Recognition Bahasa Indonesia Untuk Android, Tugas Akhir Universitas Bina Nusantara, 2013. [5] E. Sari, Perancangan Aplikasi Pengucapan Jam Berbahasa Inggris Dengan Metode Finite State Automata, Medan, Jurnal Pelita Informatika Budi Darma Volume V Nomer 2, 2013. [6] S. D. H. Soedirdjo, H. Zakaria, R. Mengko, “Indonesian Text-To-Speech Using Syllable Concatenation For PC-Based Low vision Aid”, International Conference on Electrical Engineering and Informatics, 2011. [7] G. A. Aryanata, A. Novianty, A. B. Osmon, “Implementasi Sistem Pesan Via Suara Konversi Teks ke Suara Pada Aplikasi Penerimaan Pesan Berbahasa Indonesia”, Jurnal Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, 2014. [8] T. Dutoit, A Short Introduction to Text-To-Speech Synthesis, 1999, [Online], [9] A. A. Arman, Konversi Teks ke Ucapan, 2008, [Online], [10] F. Said, Teori Bahasa dan Otomata – Finite State Automata, 2011, [Online], [11] R. Hill, “What Sample Size Is "Enough" In Internet Survey Research?”, Interpersonal Computing and Technology An Electronic Journal for the 21st Century Volume 6 No 3-4, 2012. [12] I. I. Tritoasmoro, “Text-To-Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Concatenation Synthesizer Berbasis Fonem”, Jurnal Seminar Nasional Sistem dan Informatika, 2006. ... Suatu FSA memiliki state yang banyaknya berhingga dan dapat berpindah-pindah dari suatu state ke state lain [5]. FSA tidak memiliki tempat penyimpanan atau memori, hanya bisa mengingat state terkini [6] ...HariantoWindu GataVirda Mega Ayu Achmad BayhaqyRetired Dana Pensiun Perkebunan Defined Benefit Pension Plan PPMP participants are required to certify annually that they still meet the criteria for being a valid pensioner. The retiree uses the Dapenbun online application to take a photo of himself and her ID card and wait for the data to be processed by the administrator. Pensioners who do not report will have their pension entitlements suspended. The number of retirees managed by the Plantation Pension Fund is over 216,000, and managers are overwhelmed with approval at the start of the re-data period. For this reason, authors design systems that can run automated approval and classification systems to facilitate data approval. Applying the FSA concept to this system reduces the processing of participant data as automation is applied to the first process of automatic termination of pensions for children aged 21 and over, second data with criteria for automatic approval. It will be faster. Categorizing data reduces approval errors and makes it easier for users to approve data.... Dengan menggunakan konverter PDU untuk mengubah pesan SMS yang ada di ponsel sehingga bisa dibaca oleh komputer [3], serta Penelitian selanjutnya dengan dengan judul jurnal Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Finite State Automata Berbasis Android. Pada paper ini menjelaskan pengambangan aplikasi TTS bahasa Indonesia berbasis android yang memanfaatkan fasilitas API google untuk TTS dalam Bahasa Inggris sebagai data voice sehingga didapatkan aplikasi yang ringan [4]. ...Heru SutejoThe purpose of this research conducted at the information section at Sentani airport is to be able to design and build an application system for converting text to voice using the FSA method, so that later this application system can help inform information at Sentani airport. The results of this study are a text to voice conversion application system built to assist in informing Sentani airport, by implementing the FSA method at Delphi, the research obtained a text to voice conversion application with input and output in Indonesian and English, and contains an information report; the method used to break words into syllables in the text-to-speech conversion application program is the FSA method, the results of the broken syllables are then voiced so that the program produces a sound that matches the expected results; as well as in applying the algorithm method to Delphi programming utilizing several operating functions including insert, save, delete, clear, print, and play sound so that the program can run... Bahasa pemprograman pada FSA bertindak sebagai sarana komunikasi antara manusia dan permasalahannya dengan komputer, yang dipakai untuk membantu memperoleh pemecahan masalah [14]. Dengan teknologi ini, sehingga dimungkinkan sebuah komputer mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia tidak hanya melalui tulisan saja, namun juga dalam bentuk lisan menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari [15]. ...Susanto SusantoVenny Yulianty Bobby Suryo PrakosoKresna RamandaAbstrak Menabung logam mulia merupakan investasi yang dianggap safe haven, ditengah era modern saat ini menabung logam mulia dapat dilakukan dengan cara dicicil, sedangkan yang menjadi masalahnya adalah kekhawatiran ketika fisik logam mulia tidak dapat ditarik fisiknya yang membuat potensi fraud atau investasi bodong yang sedang marak saat ini, untuk mengatasi masalah itu penjualan logam mulia dapat dikembangkan menjadi lebih menarik dengan vending machine, untuk memperdalam pemahaman mengenai salah satu model komputasi yang mendasar dan pengenalan Internet of Things IoT, desain vending machine ini akan menggunakan metode finite state automata FSA. Dengan desain finite state automata, penelitian ini telah menghasilkan desain vending machine logam mulia berbasis Internet of Things IoT dari cara login ke vending machine sampai fisik logam mulia dapat diterima. Produk penjualan logam mulia dengan menggunakan vending machine ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat lebih luas untuk berinvestasi, khususnya logam mulia. Kata kunci Internet of Things, logam mulia, vending machine Abstract Saving gold is an investment that is considered a safe haven, in the midst of today's modern era saving gold can be done in installments, while the problem is the concern when the physical gold cannot be physically withdrawn which creates the potential for fraud or fraudulent investments that are currently rampant. to overcome this problem the sale of precious metals can be developed to be more attractive with vending machines, to deepen understanding of one of the fundamental computing models and the introduction of the Internet of Things IoT, this vending machine design will use the finite state automata FSA method. With the design of finite state automata FSA, this research has resulted in the design of a gold vending machine based on the Internet of Things IoT from how to login to the vending machine until the gold is physically acceptable. The product selling gold using vending machines is expected to reach a wider audience to invest, especially gold. Keywords Internet of Things, precious metals, vending machine... Model komputasi dalam automata terdiri dari Finite Automata FA atau disebut dengan Finite State Automata FSA, Pushdown Automata PA dan Turning Machine TM. Teori Finite State Automata FSA adalah mesin otomata dari bahasa regular dengan suatu model matematika dari suatu sistem yang menerima input dan output [2]- [4]. Finite State Automata terdiri dari logika atau set diskrit dari state dan kegiatan yang terbatas dan merupakan sebuah alat penelitian yang penting untuk analisis kualitatif dan desain dalam sistem yang kompleks dan sistem buatan dalam skala besar [5]. ...Angelina Puput GiovaniFaried Zamachsari Efid agustono AgustonoWindu GataMenyelesaikan Pendidikan Magister Ilmu Komputer pada STMIK Nusa Mandiri dalam waktu 4 semester merupakan harapan setiap mahasiswa. Untuk dapat lulus tepat waktu setiap mahasiswa wajib memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak kampus. Dalam tiap semester terdapat berbagai kegiatan diluar kegiatan belajar mengajar yang wajib diikuti oleh mahasiswa. Kegiatan tersebut meliputi Seminar, Workshop, dan Tes TOEFL. Hal-hal tersebut seringkali tidak diketahui mahasiswa sehingga tidak lulus mata kuliah tertentu. Apabila seorang mahasiswa dinyatakan tidak lulus mata kuliah tertentu maka diwajibkan untuk mengulang di semester berikutnya. Mengulang mata kuliah akan menambah pengeluaran dan tentunya menambah waktu belajar sehingga tidak dapat lulus tepat waktu sesuai yang diharapkan. Pada paper ini akan membahas tentang bagaimana Finite State Automata FSA jenis Nondeterministic Finite Automata NFA dapat diimplementasikan dalam siklus pembelajaran Magister Ilmu Komputer pada STMIK Nusa Mandiri. Dengan diterapkan metode ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam pemenuhan persyaratan untuk mencapai kelulusan... Suatu FSA memiliki state yang banyaknya berhingga dan dapat berpindah-pindah dari suatu state ke state lain [5]. FSA tidak memiliki tempat penyimpanan atau memory, hanya bisa mengingat state terkini [6]. ...Tri RivanieDi antara banyaknya pilihan olahraga, fitness dipusat kebugaran menjadi salah satu opsi yang dapat di pilih. Fitnes s bukan lagi olahraga berat hanya untuk laki-laki saja, kini perempuan pun dapat melakukannya untuk menjaga kebugaran tubuh, menurunkan berat badan dan membentuk tubuh ideal. Sebelum menetapkan pilihan untuk menjadi member disalah satu tempat kebugaran, perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti budget yang harus dikeluarkan dengan keuntungan yang akan diterima. semakin lengkap fasilitas penunjang di sebuah tempat fitness , maka semakin mahal tarif atau biaya yang dibayarkan setiap bulan sebagai member . Selain perlengkapan olahraga yang sudah tersedia dan memadai, ada instruktur atau personal trainer yang juga dapat memberikan arahan Program latihan, porsi latihan, tehnik melakukan fitness agar setiap gerakan yang dilakukan tidak salah dan malah berakibat cidera otot dan sendi. yang menjadi pertimbangan adalah kita akan memilih program pelatihan untuk mengetahui apa yang paling cocok untuk seseorang. Pada paper ini membahas tentang bagaimana metode Finite State Automata jenis NFA dapat diimplementasikan dalam Registrasi program latihan workout plan pada member tempat di terapkan metode ini, user diharapkan dapat terbantu dalam memilih program latihan workout plan sesuai kebutuhan dan dapat lebih memahami bagaimana proses pemilihan workout plan yang sesuai dan benar.... The accelerometer sensor is used to recognize the user's step pattern [6]. The use of Indonesian Text-to-Speech TTS technology that allows computers to interact with humans not only through writing, but verbally with language that is used daily [7]. This research focuses on the navigation system on blind persons guiding sticks who can record the route and return to their original location. ...AgusutrisnoR WiryadinataM N R NoviantoThe limited use of navigation technology poses a risk to blind person becoming lost, while in a foreign place and causing them to rarely travel. The purpose of this study is to design guiding sticks for blind person by tracking and homing. The position of coordinates and wind direction is processed into information on sound signals and vibrations. The method used in this research is GPS bearing and inverse angle, using compass and ultrasonic sensors. Afterwards, the data output in this system is directional information in the form of sound, besides information in the form of an obstacle when in front of the sensor. The test results prove that the GPS bearing method can produce a more stable direction. However, GPS accuracy can decrease when it is blocked by trees and buildings. While the inverse angle method, GPS data is stored on the data logger, which does not require GPS accuracy when determining direction. The angle of the direction is more accurate if the average angle when tracking is not too AzizResearch on website-based test applications for digital course registration in order to make it easier for course institutions to determine classes that are consistent and effective and efficient. This research provides alternative solutions for course institutions for class selection or course program that is suitable for users who will study at the place of the course which is cost-effective and time-consuming too. In this study a course registration application is designed by integrating a website and database to retrieve data after the user has tested. It is intended that users who want to learn English can receive a choice of classes or programs in accordance with their abilities and initial knowledge. This minimizing test instructor errors in determining class and program choices that will be obtained by the user. In this study using the Finite State Automata FSA method to discuss the NFA type FSA model can be implemented in the registration process to the user member where the course is expected as needed and can better understand how the process of class or program selection is effective and right on targetErni ErniFakihotun Titiani Sukmawati anggraeni putriWindu GataOtomata adalah mesin abstrak yang dapat mengenali, menerima, atau me’mbangkitkan sebuah kalimat dalam bahasa tertentu yang di dalamnya terdapat sebuah kajian tentang Finite State Automata yang dapat diimplementasikan dalam rancangan sebuah Vending Machine. Vending Machine di Indonesia banyak beroperasi dengan produk seperti makanan ringan, minuman, rokok, tiket, kopi, produk konsumen, bahkan emas. Dalam penelitian ini, akan diuraikan mengenai aplikasi simulasi Vending Machine jamu tradisional, berdasarkan implementasi Finite State Automata. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini yaitu Finite State Automata dapat dijadikan sebagai logika dasar untuk membuat simulasi Vending Machine. Penelitian ini juga mengusulkan penggunaan state yang lebih sedikit, penggunaan uang kertas sebagai input dan kembalian untuk meningkatkan efisiensi dan biaya desain Vending Supriyanto Supriyanto SupriyantoInformation on earthquakes of more than 5 Richter scales taken from still needs to be inserted into a sentence so that information is easy to read. The model is by breaking down information in xml format, then inserting the sentence so that it will be easy to understand information. Information on earthquake data obtained from BMKG including, date, time, latitude, longitude, depth, earthquake affected area and tsunami or not. In designing text processing this is made into three main parts, namely parser, remuneration sentence, concatenation. The parser has the task of breaking data from xml, remuneration sentence as a database of sentences or affix words and concatenation as a combination between paser and sentence remuneration so that the output produced can be understood by the user which is easier to understand by humans or will be further processed including displayed in the application and sent to the Telegram message application. To realize this text processing in programs using basic language, especially with Visual Basic 6 programs. Keywords— xml, bmkg, text processing, Visual basic 6 Abstrak Informasi gempa lebih dari 5 skala richter yang diambil dari masih perlu disisipkan kalimat sehingga informasi mudah dibaca. Modelnya dengan cara memecah informasi yang berformat xml, kemudian di sisipkan kalimat sehingga akan menjadi informasi yang mudah dipahami. Informasi data gempa yang di peroleh dari BMKG diantaranya, tanggal, jam, garis lintang, garis bujur, kedalaman, wilayah terdampak gempa dan terjadi tsunami atau tidak. Dalam merancang text processing ini di buat menjadi tiga bagian pokok yaitu parser, remuneration sentence, concatenation. Parser bertugas untuk memecah data dari xml, remuneration sentence sebagai database kalimat atau kata imbuhan dan concatenation sebagai peggabung antara paser dan remuneration sentence sehingga output yang dihasilkan dapat di pahami oleh pengguna, Hasil keluaran dari pemrosesan text processing ini berupa informasi gempa bumi diatas lima skala richter yang lebih mudah di mengerti oleh manusia atau akan di proses lebih lanjut diantaranya di tampilkan di aplikasi serta dikirim ke aplikasi pesan Telegram. Untuk mewujudkan text processing ini di program menggunakan bahasa basic khususnya dengan program Visual Basic 6. Kata kunci— xml, bmkg, text processing, Visual basic 6 Thierry DutoitI try to give here a short but comprehensive introduction to state-of-the-art Text-To-Speech TTS synthesis by highlighting its Digital Signal Processing DSP and Natural Language Processing NLP components. As a matter of fact, since very few people associate a good knowledge of DSP with a comprehensive insight into NLP, synthesis mostly remains unclear, even for people working in either research area. After a brief definition of a general TTS system and of its commercial applications, in Section 1, the paper is basically divided into two parts. Section begins with a presentation of the many practical NLP problems which have to be solved by a TTS system. I then examine, in Section how synthetic speech can be obtained by simply concatenating elementary speech units, and what choices have to be made for this operation to yield high quality. I finaly give a word on existing TTS solutions, with special emphasis on the computational and economical constraints which have to be kept in mind when designing TTS systems. Subaryani Dambawati Harjaya SoedirdjoHasballah ZakariaRichard MengkoSevere low vision patient cannot Thus, an instrument engineered for them sh function to read aloud the text. Nowadays, B still not supported properly in any text to s ongoing research is trying to develop an speech with syllable concatenation. The in comes from a plain text file or manually type then truncated until we get a list of words analyzed using brute force algorithm to get p of syllable according to the sound library recorded previously. Arranged sound the speaker. Test of the system shows that this me any text in Bahasa Kebutaan di Indonesia Tertinggi Kedua Dunia Setelah EthiopiaA HendriyanaA. Hendriyana. Angka Kebutaan di Indonesia Tertinggi Kedua Dunia Setelah Ethiopia. 2012, [Online], SariE. Sari, Perancangan Aplikasi Pengucapan Jam Berbahasa Inggris Dengan Metode Finite State Automata, Medan, Jurnal Pelita Informatika Budi Darma Volume V Nomer 2, Sistem Pesan Via Suara Konversi Teks ke Suara Pada Aplikasi Penerimaan Pesan Berbahasa IndonesiaG A AryanataA NoviantyA B OsmonG. A. Aryanata, A. Novianty, A. B. Osmon, "Implementasi Sistem Pesan Via Suara Konversi Teks ke Suara Pada Aplikasi Penerimaan Pesan Berbahasa Indonesia", Jurnal Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, Bahasa dan Otomata – Finite State AutomataF SaidF. Said, Teori Bahasa dan Otomata – Finite State Automata, 2011, [Online], Bahasa Indonesia Menggunakan Concatenation Synthesizer Berbasis FonemI I TritoasmoroI. I. Tritoasmoro, "Text-To-Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Concatenation Synthesizer Berbasis Fonem", Jurnal Seminar Nasional Sistem dan Informatika, A Arman, Definisi Text-To-Speech, 2008, [Online], A ArmanA. A. Arman, Konversi Teks ke Ucapan, 2008, [Online],
Sistemoperasi yang dikembangkan oleh Microsoft ini banyak digunakan oleh pengguna. Bahkan di Indonesia, kita dapat dengan mudah menemukan sistem operasi ini yang telah terinstall di komputer atau laptop kita. Feature google home. Manfaat dan Kelebihan Menggunakan Wifi. Search. Artikel Terakhir. Form Pemesanan Feb 3, 2022. Negara dengan- Bagi sebagian orang mungkin sering mendengar atau membaca kata "iOS" berseliweran di berbagai media. Kata tersebut biasanya lekat dengan produk ponsel Apple iPhone. Meski mungkin tak asing lagi, namun tahukah kepanjangan "iOS"? "iOS" bukanlah kata tunggal, melainkan susunan kata yang disingkat. Secara harfiah, iOS singkatan dari iPhone Operating System atau sistem operasi yang digunakan iPhone. Dalam pengertian ini, tak heran jika kata "iOS" kerap disematkan pada kepanjangan "iOS" di atas mungkin tidak bakal cukup untuk memahami apa itu iOS, sebagai sistem operasi yang digunakan iPhone. Jika ingin memahami lebih lanjut, simak penjelasan tentang iOS sebagai berikut. Baca juga 5 Alasan Mengapa Produk Apple Sangat Mahal Apa itu iOS? iOS adalah sistem operasi perangkat lunak yang dikembangkan oleh Apple, secara khusus untuk mendukung pengoperasian produk mobile device atau perangkat genggam. iOS tidak hanya dipakai pada ponsel iPhone, melainkan juga di perangkat genggam apple lainnya, seperti tablet iPad dan pemutar musik iPod. Sebagai sistem operasi perangkat genggam, fungsi iOS sama seperti Android yang dikembangkan Google. Pada dasarnya fungsi iOS yaitu untuk membuat iPhone agar bisa dioperasikan pengguna. iOS mampu membuat semacam jembatan yang bisa menghubungkan interaksi antara pengguna dengan perangkat keras iPhone. iOS bertugas untuk menafsirkan perintah pengguna pada aplikasi yang ada di iPhone, sehingga mampu untuk mengoperasikan, menggerakkan, atau mengaktifkan fitur yang ada pada perangkat keras. Mudahnya, pengguna iPhone bisa mengambil foto atau video, mendengarkan musik, telepon, dan sebagainya, akibat dari fungsi iOS yang berhasil menerima dan menafsirkan perintah tersebut ke perangkat keras iPhone. Tanpa iOS, perangkat keras iPhone beserta fiturnya tidak bakal bisa berjalan, sebagaimana dilansir Lifewire. Sementara itu, meski fungsi iOS secara umum sama dengan Android, namun sebenarnya ada sejumlah perbedaan. Perbedaan iOS dan Android yang paling kentara adalah di keterbukaan akses penggunaannya. iOS hanya bisa digunakan pada produk perangkat genggam Apple, dan memang tidak dikembangkan secara bebas untuk produk di luar merek Apple. Sementara sistem operasi Android dari Google, bisa dikembangkan secara bebas dan digunakan pada produk perangkat genggam dari berbagai merek, seperti Samsung, Xiaomi, dan iOS memang terkenal ekslusif, artinya hanya produk Apple yang bisa menggunakan, sementara yang lain tidak boleh. Meski ekslusif, nama iOS justru kian melambung sejak awal kehadirannya pada tahun 2007 lewat iPhone generasi pertama. Baca juga Apple Jadi Perusahaan Paling Bernilai di Dunia iOS berhasil mengungguli sistem operasi yang mendominasi kala itu, seperti BlackBerry OS dan Symbian OS. Dikutip dari situs ensiklopedia investasi Investopedia, iOS berkembang pesat dan berhasil jadi sistem operasi ponsel terpopuler kedua secara global di tahun 2021. iOS memegang 26,3 persen pangsa pasar untuk sistem operasi ponsel, jadi kedua terbesar setelah Android yang memegang 73,3 persen pangsa pasar. iOS bisa sebesar ini tak lepas dari sejarahnya dalam melahirkan kemudahan bagi pengguna. Sejarah iOS secara singkat iOS versi pertama yang dikenalkan Apple tahun 2007 lewat iPhone generasi pertama, tampaknya telah mengubah pengalaman pengguna dalam mengoperasikan ponsel. iOS memungkinkan iPhone memberikan pengalaman yang berbeda dari ponsel lainnya. Pada masa itu, Apple berani mengeluarkan ponsel dengan navigasi menggunakan layar sentuh secara penuh, sementara merek lain masih menggunakan tombol fisik. Inovasi ini mungkin terjadi akibat adanya sistem operasi yang mendukung. Pengguna kala itu bisa melakukan berbagai aktivitas, mulai dari urusan bisnis hingga hiburan, hanya melalui layar iPhone generasi pertama. iOS mampu menyatukan berbagai fungsi dalam satu perangkat, termasuk berkirim e-mail, mendengar musik, browsing, dan sebagainya. Meski punya segudang kemampuan, iOS versi pertama ini belum dilengkapi dengan toko aplikasi App Store. Jadi, pengguna hanya bisa mengakses aplikasi bawaan Apple, tidak bisa mengunduh dan menginstalnya dari pihak ketiga. Barulah di tahun 2008, Apple merilis toko aplikasi App Store pada iOS, bebarengan dengan diluncurkannya Software Development Kit SDK atau platform perangkat lunak untuk pengembang lain yang ingin membuat aplikasi di iOS. Kemudian, iOS 4 muncul pada tahun 2010, dengan membawa fitur FaceTime yang memungkinkan pengguna melakukan panggilan video menggunakan koneksi internet. Apple juga memperkenalkan pertama kali kemampuan multitasking lewat iOS versi ini. Baca juga 5 Produk Apple Termahal yang Pernah Dirilis Inovasi Apple pada iOS terus berlanjut, pada tahun 2011, iOS 5 hadir dengan membawa fitur asisten suara Siri, turut juga iMessage sebagai layanan pesan instan antar pengguna perangkat Apple. Tiap tahun, sejak kemunculannya di publik, Apple selalu mengeluarkan pembaruan versi iOS. Bersamaan dengan itu, kemampuan iOS juga kian berkembang lewat fiturnya yang memudahkan pengguna. Demikian sejarah iOS secara singkat, semoga bermanfaat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Untukmengurangi ketergantungannya pada Android dan Google, Samsung bersama Intel dan Linux Foundation mengembangkan sistem operasi mobile sendiri yang diberi nama Tizen. Meski belum begitu populer di telinga, Tizen telah dikembangkan sejak awal tahun 2012 yang lalu. Sistemoperasi milik google : Android; Ragu-ragu : Bimbang; kata penghubung yg digunakan untuk memerinci keterangan kalimat : Yaitu; Merk handphone : Oppo; Aku; diri pribadi : Ego; TTS Asli Level 145. Solusi TTS Asli di level 145 bisa kamu cek di bawah. Kelompok pangkat di angkatan laut setara jenderal : Laksamana; Dasawarsa : Dekade 7Z7B7KS.